Selasa, 14 Maret 2017

Do’a SebelumTidur dan Setelah Bangun Tidur

Do’a Sebelum Tidur :
بِاسْمِكَ اللّهُمَّ أَحْيَاوَأَمُوتُ
BismikaAllahumma ahya wa amutu
Artinya :
Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan mati
Do’a Sesudah Bangun Tidur :
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Alhamdulillahil ladzi ahyana ba’da ma amatana wailaihin nusyur
Artinya :
Segala puji bagi Allah yang menghidupkan aku kembali setelah mematikan aku dan kepada A

Kamis, 02 Maret 2017

hukum pascal

Hukum Pascal

Hukum Pascal (baca: [paskal]) menyatakan bahwa Tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup diteruskan ke segala arah dengan sama besar[1].
Perbedaan tekanan karena perbedaan kenaikan zat cair diformulakan sebagai berikut:
{\displaystyle \Delta P=\rho g(\Delta h)\,}
di mana, dalam sistem SI,
  • ΔP adalah tekanan hidrostatik (dalam satuan pascal atau "Pa"), atau perbedaan tekanan pada 2 titik dalam sekat yang berisi zat cair, karena perbedaan berat antara keduanya;
  • ρ adalah massa jenis zat cair (dalamkilogram per meter kubik);
  • g adalah percepatan karena gravitasi(umumnya menggunakan percepatan ketinggian dari permukaan laut akibat gravitasi bumi, dalam satuan meter per detik pangkat 2);
  • Δh adalah ketinggian zat cair di atas titik pengukuran (dalam satuan meter), atau perbedaan ketinggian antara 2 titik pada kolom yang berisi zat cair.

Hukum Kirchoff

Pengertian Hukum Kirchoff – Hukum Kirchhoff merupakan salah satu hukum dalam ilmu Elektronika yang berfungsi untuk menganalisis arus dan tegangan dalam rangkaian. Hukum Kirchoff pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli fisika Jerman yang bernama Gustav Robert Kirchhoff (1824-1887) pada tahun 1845. Hukum Kirchhoff terdiri dari 2 bagian yaitu Hukum Kirchhoff 1 dan Hukum Kirchhoft 2.

doa sebelum dan sesudah makan

DOA SEBELUM MAKAN DAN SESUDAH MAKAN

Doa Sebelum Makan

الَّلهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"Allahumma baarik llanaa fiima razaqtanaa waqinaa adzaa ban-naar"

Artinya :
Yaa Allah, berkatilah rezeki yang engkau berikan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa api neraka

Doa Sesudah Makan

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْنَ اَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

"Alhamdu lillahhil-ladzi ath-amanaa wa saqaana waja'alanaa minal muslimiin"

Artinya :
Segala puji bagi Allah yang memberi kami makan dan minum serta menjadikan kami memeluk agama islam

sejarah candi borobudur

Sejarah Berdirinya Candi Borobudur

SEJARAH BERDIRINYA CANDI BOROBUDUR Candi Borobudur merupakan candi Budha, terletak di desa Borobudur kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Nama Borobudur merupakan gabungan dari kata Bara dan Budur. Bara dari bahasa Sansekerta berarti kompleks candi atau biara. Sedangkan Budur berasal dari kata Beduhur yang berarti di atas, dengan demikian Borobudur berarti Biara di atas bukit. Sementara menurut sumber lain berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara sumber lainnya mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi. Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat, berukuran 123 x 123 meter. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut. * Kamadhatu, bagian dasar Borobudur, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. * Rupadhatu, empat tingkat di atasnya, melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. * Arupadhatu, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang. Melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk. * Arupa, bagian paling atas yang melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam. Setiap tingkatan memiliki relief-relief yang akan terbaca secara runtut berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, bermacam-macam isi ceritanya, antara lain ada relief-relief tentang wiracarita Ramayana, ada pula relief-relief cerita jātaka. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang). Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha. Seorang budhis asal India bernama Atisha, pada abad ke 10, pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini. Berkat mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah ajaran Budha dari Serlingpa (salah satu raja Kerajaan Sriwijaya), Atisha mampu mengembangkan ajaran Budha. Ia menjadi kepala biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang cara mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa pun diringkas menjadi sebuah inti ajaran disebut “The Lamp for the Path to Enlightenment” atau yang lebih dikenal dengan nama Bodhipathapradipa. Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa mengatakan Borobudur awalnya berdiri dikelilingii rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi. Hal tersebut berdasarkan prasasti Kalkutta bertuliskan ‘Amawa’ berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi, kemungkinan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi. Desa-desa sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo terdapat aktivitas warga membuat kerajinan. Selain itu, puncak watu Kendil merupakan tempat ideal untuk memandang panorama Borobudur dari atas. Gempa 27 Mei 2006 lalu tidak berdampak sama sekali pada Borobudur sehingga bangunan candi tersebut masih dapat dikunjungi. Sejarah Candi Borobudur Sekitar tiga ratus tahun lampau, tempat candi ini berada masih berupa hutan belukar yang oleh penduduk sekitarnya disebut Redi Borobudur. Untuk pertama kalinya, nama Borobudur diketahui dari naskah Negarakertagama karya Mpu Prapanca pada tahun 1365 Masehi, disebutkan tentang biara di Budur. Kemudian pada Naskah Babad Tanah Jawi (1709-1710) ada berita tentang Mas Dana, seorang pemberontak terhadap Raja Paku Buwono I, yang tertangkap di Redi Borobudur dan dijatuhi hukuman mati. Kemudian pada tahun 1758, tercetus berita tentang seorang pangeran dari Yogyakarta, yakni Pangeran Monconagoro, yang berminat melihat arca seorang ksatria yang terkurung dalam sangkar. Pada tahun 1814, Thomas Stamford Raffles mendapat berita dari bawahannya tentang adanya bukit yang dipenuhi dengan batu-batu berukir. Berdasarkan berita itu Raffles mengutus Cornelius, seorang pengagum seni dan sejarah, untuk membersihkan bukit itu. Setelah dibersihkan selama dua bulan dengan bantuan 200 orang penduduk, bangunan candi semakin jelas dan pemugaran dilanjutkan pada 1825. Pada 1834, Residen Kedu membersihkan candi lagi, dan tahun 1842 stupa candi ditinjau untuk penelitian lebih lanjut. Nama Borobudur Mengenai nama Borobudur sendiri banyak ahli purbakala yang menafsirkannya, di antaranya Prof. Dr. Poerbotjoroko menerangkan bahwa kata Borobudur berasal dari dua kata Bhoro dan Budur. Bhoro berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti bihara atau asrama, sedangkan kata Budur merujuk pada kata yang berasal dari Bali Beduhur yang berarti di atas. Pendapat ini dikuatkan oleh Prof. Dr. WF. Stutterheim yang berpendapat bahwa Borobudur berarti Bihara di atas sebuah bukit. Prof. JG. De Casparis mendasarkan pada Prasasti Karang Tengah yang menyebutkan tahun pendirian bangunan ini, yaitu Tahun Sangkala: rasa sagara kstidhara, atau tahun Caka 746 (824 Masehi), atau pada masa Wangsa Syailendra yang mengagungkan Dewa Indra. Dalam prasasti didapatlah nama Bhumisambharabhudhara yang berarti tempat pemujaan para nenek moyang bagi arwah-arwah leluhurnya. Bagaimana pergeseran kata itu terjadi menjadi Borobudur? Hal ini terjadi karena faktor pengucapan masyarakat setempat. Pembangunan Candi Borobudur Candi Borobudur dibuat pada masa Wangsa Syailendra yang Buddhis di bawah kepemimpinan Raja Samarotthungga. Arsitektur yang menciptakan candi, berdasarkan tuturan masyarakat bernama Gunadharma. Pembangunan candi itu selesai pada tahun 847 M. Menurut prasasti Kulrak (784M) pembuatan candi ini dibantu oleh seorang guru dari Ghandadwipa (Bengalore) bernama Kumaragacya yang sangat dihormati, dan seorang pangeran dari Kashmir bernama Visvawarman sebagai penasihat yang ahli dalam ajaran Buddis Tantra Vajrayana. Pembangunan candi ini dimulai pada masa Maha Raja Dananjaya yang bergelar Sri Sanggramadananjaya, dilanjutkan oleh putranya, Samarotthungga, dan oleh cucu perempuannya, Dyah Ayu Pramodhawardhani. Sebelum dipugar, Candi Borobudur hanya berupa reruntuhan seperti halnya artefak-artefak candi yang baru ditemukan. Pemugaran selanjutnya oleh Cornelius pada masa Raffles maupun Residen Hatmann, setelah itu periode selanjutnya dilakukan pada 1907-1911 oleh Theodorus van Erp yang membangun kembali susunan bentuk candi dari reruntuhan karena dimakan zaman sampai kepada bentuk sekarang. Van Erp sebetulnya seorang ahli teknik bangunan Genie Militer dengan pangkat letnan satu, tetapi kemudian tertarik untuk meneliti dan mempelajari seluk-beluk Candi Borobudur, mulai falsafahnya sampai kepada ajaran-ajaran yang dikandungnya. Untuk itu dia mencoba melakukan studi banding selama beberapa tahun di India. Ia juga pergi ke Sri Langka untuk melihat susunan bangunan puncak stupa Sanchi di Kandy, sampai akhirnya van Erp menemukan bentuk Candi Borobudur. Sedangkan mengenai landasan falsafah dan agamanya ditemukan oleh Stutterheim dan NJ. Krom, yakni tentang ajaran Buddha Dharma dengan aliran Mahayana-Yogacara dan ada kecenderungan pula bercampur dengan aliran Tantrayana-Vajrayana. Penelitian terhadap susunan bangunan candi dan falsafah yang dibawanya tentunya membutuhkan waktu yang tidak sedikit, apalagi kalau dihubung-hubungkan dengan bangunan-bangunan candi lainnya yang masih satu rumpun. Seperti halnya antara Candi Borobudur dengan Candi Pawon dan Candi Mendut yang secara geografis berada pada satu jalur. Materi Candi Borobudur Candi Borobudur merupakan candi terbesar kedua setelah Candi Ankor Wat di Kamboja. Luas bangunan Candi Borobudur 15.129 m2 yang tersusun dari 55.000 m3 batu, dari 2 juta potongan batu-batuan. Ukuran batu rata-rata 25 cm X 10 cm X 15 cm. Panjang potongan batu secara keseluruhan 500 km dengan berat keseluruhan batu 1,3 juta ton. Dinding-dinding Candi Borobudur dikelilingi oleh gambar-gambar atau relief yang merupakan satu rangkaian cerita yang terususun dalam 1.460 panel. Panjang panel masing-masing 2 meter. Jika rangkaian relief itu dibentangkan maka kurang lebih panjang relief seluruhnya 3 km. Jumlah tingkat ada sepuluh, tingkat 1-6 berbentuk bujur sangkar, sedangkan tingkat 7-10 berbentuk bundar. Arca yang terdapat di seluruh bangunan candi berjumlah 504 buah. Tinggi candi dari permukaan tanah sampai ujung stupa induk dulunya 42 meter, namun sekarang tinggal 34,5 meter setelah tersambar petir. Menurut hasil penyelidikan seorang antropolog-etnolog Austria, Robert von Heine Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengenal tata budaya pada zaman Neolithic dan Megalithic yang berasal dari Vietnam Selatan dan Kamboja. Pada zaman Megalithic itu nenek moyang bangsa Indonesia membuat makam leluhurnya sekaligus tempat pemujaan berupa bangunan piramida bersusun, semakin ke atas semakin kecil. Salah satunya yang ditemukan di Lebak Sibedug Leuwiliang Bogor Jawa Barat. Bangunan serupa juga terdapat di Candi Sukuh di dekat Solo, juga Candi Borobudur. Kalau kita lihat dari kejauhan, Borobudur akan tampak seperti susunan bangunan berundak atau semacam piramida dan sebuah stupa. Berbeda dengan piramida raksasa di Mesir dan Piramida Teotihuacan di Meksiko Candi Borobudur merupakan versi lain bangunan piramida. Piramida Borobudur berupa kepunden berundak yang tidak akan ditemukan di daerah dan negara manapun, termasuk di India. Hal tersebut merupakan salah satu kelebihan Candi Borobudur yang merupakan kekhasan arsitektur Budhis di Indonesia.

Sejarah Desa Kasongan

DESA WISATA KASONGAN
Desa Wisata Gerabah Kasongan Yogyakarta
Sejarah
Sejarah desa wisata Kasongan berawal dari kematian seekor kuda milik Reserse Belanda di atas persawahan milik seorang warga di sebuah desa di selatan Kota Yogyakarta. Karena si pemilik tanah takut akan dijatuhi hukuman oleh Belanda yang waktu itu sedang menjajah, maka pemilik tanah tersebut melepaskan hak kepemilikan tanahnya yang diikuti oleh warga lainnya yang juga takut akan dijatuhi hukuman. Sejumlah tanah persawahan itu akhirnya diakui oleh warga desa lain. Penduduk yang tidak memiliki tanah persawahan tadi akhirnya memulai kegiatan baru di sekitar rumahnya, yaitu mengolah tanah liat yang ternyata tidak pecah jika diempal-empalkan untuk perlengkapan dapur dan juga untuk mainan.
Sejalan dengan perkembangan zaman, maka barang-barang kerajinan dari tanah liat atau lebih dikenal dengan kerajinan gerabah atau tembikar itu dikembangkan menjadi lebih variatif sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. Bahkan barang kerajinan di Desa Kasongan bukan hanya barang-barang dari tanah liat/ gerabah, tetapi saat ini warga Kasongan telah memanfaatkan bahan-bahan lainnya yang banyak terdapat di lingkungan sekitar seperti batok kelapa, bambu, rotan, kayu, dan lainnya untuk diolah menjadi barang hiasan yang memiliki nilai lebih tinggi. Keahlian membuat gerabah ini diwariskan turun-temurun hingga menjadikan Desa Kasongan sebagai ikon desa wisata gerabah di Kabupaten Bantul.

Desa Wisata Kasongan
Desa wisata Kasongan merupakan daerah pemukiman para kundi, atau buyung atau gundi, yang artinya orang yang membuat sejenis buyung, gendi, kuali, dan lainnya yang tergolong peralatan dapur, juga barang hiasan yang terbuat dari tembikar atau tanah liat.
Hingga saat ini Desa Kasongan menjadi salah satu tujuan desa wisata di Yogyakarta yang banyak diminati oleh wisatawan. Deretan show room atau rumah-rumah galeri di desa wisata Kasongan ini menawarkan barang-barang kerajinan dari gerabah serta dari bahan lainnya seperti guci, pot bunga, lampu hias, miniatur alat transportasi (becak, sepeda,  mobil), aneka tas, patung, souvenir untuk pengantin, serta hiasan lainnya yang menarik untuk dipajang di rumah.
Salah satu patung yang legendaris di Desa Kasongan adalah patung Loro Blonyo. Loro Blonyo adalah patung sepasang pengantin yang dipercaya akan memberikan keberuntungan jika ditaruh di dalam rumah. Kita bisa menjumpai patung ini dalam berbagai pose. Patung ini pertama kali dikenalkan oleh Galeri Loro Blonyo yang diadopsi dari patung pengantin milikKraton Yogyakarta.
Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang proses pembuatan kerajinan gerabah tersebut, maka beberapa galeri menawarkan kursus singkat untuk Anda ikuti. Anda juga bisa melihat proses pembuatan gerabah di beberapa rumah produksi.

Lokasi
Desa WIsata Kasongan terletak di pedukuhan Kajen, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Jika Anda berangkat dari Kota Yogyakarta, maka pergilah ke arah selatan hingga menemukan perempatan Dongkelan (perempatan Ring Road Selatan - Jalan. Bantul). Pilihlah jalan ke arah selatan melewati Jalan Bantul ini. Perjalanan dari perempatan Dongkelan ini hanya memakan waktu sekitar 10 menit atau 20 menit dari pusat kota. Jika telah sampai di desa wisata Kasongan, Anda akan disambut oleh sebuah gerbang masuk ke desa wisata tersebut

Sekilas Musik Campursari

Istilah campursari dalam dunia musiknasional Indonesia mengacu pada campuran (crossover) beberapa genremusik kontemporer Indonesia. Namacampursari diambil dari bahasa Jawayang sebenarnya bersifat umum. Musik campursari di wilayah Jawa bagian tengah hingga timur khususnya terkait dengan modifikasi alat-alat musikgamelan sehingga dapat dikombinasi dengan instrumen musik barat, atau sebaliknya. Dalam kenyataannya, instrumen-instrumen 'asing' ini 'tunduk' pada pakem musik yang disukai masyarakat setempat: langgam Jawadan gending.
Campursari pertama kali dipopulerkan oleh Manthous dengan memasukkankeyboard ke dalam orkestrasi gamelan pada sekitar akhir dekade 1980-an melalui kelompok gamelan "Maju Lancar". Kemudian secara pesat masuk unsur-unsur baru seperti langgam Jawa (keroncong) serta akhirnya dangdut. Pada dekade 2000-an telah dikenal bentuk-bentuk campursari yang merupakan campuran gamelan dan keroncong (misalnya Kena Goda dari Nurhana), campuran gamelan dan dangdut, serta campuran keroncong dan dangdut (congdut, populer dari lagu-lagu Didi Kempot). Meskipun perkembangan campursari banyak dikritik oleh para pendukung kemurnian aliran-aliran musik ini, semua pihak sepakat bahwa campursari merevitalisasi musik-musik tradisional di wilayah tanah Jawa.
Ada beberapa tokoh campursari, namun yang patut untuk dibicarakan di sini karena pengarruhnya yang cukup kuat adalah Manthous dan Didi Kempot. Mengenai dua tokoh ini, pembicaraan lengkap akan dituliskan pada bagian berikut ini.


PENCIPTA DAN KOMPOSER MUSIK CAMPURSARI
Sunting

  • Manthous
  • Manthous lahir di Desa Playen, Gunung Kidul pada tahun 1950. Ketika berusia 16 tahun, Manthous memberanikan diri pergi ke Jakarta. Pilihan utamanya adalah hidup ngamen, yang ia anggap mewakili bakatnya. Namun, pada tahun 1969 dia bergabung dengan orkes keroncong Bintang Jakarta pimpinan Budiman BJ. Kemudian, pada tahun tahun 1976, Manthous yang juga piawai bermain bas mendirikan grup band Bieb Blues berciri funky rock bersama dengan Bieb anak Benyamin S. Bieb Blues bertahan hingga tahun 1980. Kemudian, Manthous bergabung dengan Idris Sardi, dalam grup Gambang Kromong Benyamin S. Selain itu, sebelumnya ia pernah juga menjadi pengiring Bing Slamet ketika tampil melawak dalam Grup Kwartet Jaya.
Kelihatannya semua pengalaman inilah yang membuat Manthous menguasai aliran musik apa pun. Dalam khazanah dangdut, bahkan, dia juga menjadi panutan karena mampu mencipta trik-trik permainan bas, yang kemudian ditiru oleh para pemain bas dangdut sekarang.
Pada tahun 1993, Manthous mendirikan Grup Musik Campursari Maju Lancar Gunung Kidul. Garapannya menampilkan kekhasan campursari dengan langgam-langgam Jawa yang sudah ada. Ada warna rock, reggae, gambang kromong, dan lainnya. Ada juga tembang Jawa murni seperti Kutut Manggung, atau Bowo Asmorondono, dengan gamelan yang diwarnai keyboard dan gitar bas. Bersama grup musik yang berdiri tahun 1993 dan beranggotakan saudara atau rekan sedaerah di Playen, Gunungkidul, Yogyakarta itu, Manthous menyelesaikan sejumlah volume rekaman di Semarang. Omzet penjualan mencapai 50.000 kaset setiap volume, tertinggi dibanding kaset langgam atau keroncong umumnya pada tahun-tahun pertengahan 1990-an.Di samping menyanyi sendiri dalam kegiatan rekaman itu Manthuos juga menampilkan suara penyanyi Sulasmi dari Sragen, Minul dari Gunungkidul, dan Sunyahni dari Karanganyar. Beberapa lagunya yang populer di antaranya Anting-anting, Nyidamsari, Gandrung, dan Kutut Manggung. Namun, karya besarnya yang banyak dikenal oleh orang Indonesia adalahGetuk yang pertama kali dipopulerkan oleh Nurafni Octavia. Sampai sebelum akhirnya terkena serangan stroke, Manthous bersama Grup Campursari Maju Lancar Gunungkidul menjadi kiblat bagi para pencinta lagu-lagu langgam Jawa dan campursari.
Didi Prasetyo, atau lebih dikenal dengan Didi Kempot, adalah tokoh campursari pasca-Manthous. Didi Kempot yang lahir di Solo, 31 Desember 1966, itu hanya jebolan kelas II SMA. Awalnya anak dari Ranto Eddy Gudel, pelawak terkenal dari Solo itu adalah seorang pengamen. Dari dunia "jalanan" itulah, lahir lagu-lagunya yang kemudian menjadi hit, seperti Stasiun Balapan, Terminal Tirtonadi, Tulung, Cucak Rowo, Wen-Cen-Yu, Yang Penting Hepi, dan Moblong Moblong. Khusus untuk Cucak Rowo, sebenarnya lagu ini merupakanremake atau pembuatan ulang dari lagu lama di Indonesia.
Saat ini, nama Didi Kempot sangat terkenal dan selalu dikaitkan dengan langgam Jawa dan Campursari. Didi tidak hanya terkenal di Indonesia, tetapi juga Suriname dan Belanda. Di kalangan masyarakat Jawa atau keturunan Jawa, dia dianggap sebagai superstar. Bahkan, ketikaPresiden Suriname, Weyden Bosch datang berkunjung ke Indonesia pada tahun 1998, dia mengundang Didi secara pribadi. Berkat dedikasinya kepada musik dan lagu berwarna langgam Jawa, oleh warga Jawa di Belanda, dia kemudian diberi gelar Penyanyi Jawa Teladan.
Album pertama Didi muncul pada tahun 1999. Di dalamnya terdapat lagu Cidro dan Stasiun Balapan. Semula tidak ada seorang pun pedagang kaset yang melirik karyanya. Mungkin karena warna musiknya yang lain, dan gayanya yang edan, dibandingkan lagu Manthous dan Anjar Any yang sedang populer pada tahun 1990-an. Namun, kemudian, album pertamanya ternyata meledak di pasaran. Sejak saat itu, Didi mulai merasa yakin untuk menekuni tembang-tembang Jawa. Adik dari pelawak Mamiek Prakosa ini kemudian menjadi salah satu ikon dari campur sari. Tawaran untuk membuat album pun datang dengan deras, bahkan dia pernah membuat 12 album sekaligus dalam satu tahun.

Alat Musik Campursari

Alat musik campursari

Alat musik campursari - Berlanjut dari artikel sejarah musik campursari,kini blog ini akan menulis mengenai alat musikyang digunakan dalam campursari.

alat musik campursari

Alat musik campursari terdiri dari : Peking,Slenthem,Kendang,Gong,Bonang dan ditambah suling. Namun untuk menambah nuansa serta khasanah musik campursari,seringkali ditambah alat musikmodern seperti keyboard ataupun gitar.

Itulah beberapa alat musik yang digunakan dalam pementasan musik campursari.

Cara memperbaiki lampu TL yang Rusak

1. Persiapkan alat dan bahan.


ALat dan bahan yang harus Anda persiapkan antara lain: lampu neon mati, solder, tenol, penyongkel ( anda bisa menggunakan pisau atau obeng ) dan komponen elektronika lampu neon yang kerap digantis eperti : resistor, transistor, dan elco. Resistor yang biasa digunakan untuk lampu berukuran 22 ohm, 12 ohm. Ukuran elco biasanya 4.7 uf 50V dan 4.7uf 250V. Transistor biasa dipakai C 103.

2. Membuka casing


Cara membuka casing, congkel casing dengan berputar untuk menghindari kerusakan dan agar hasil servis kelihatan profesional. Sebelum Anda menyongkel casing, sebaiknya segel di potong dengan carter agar tidak rusak ketika casing dibuka, dan ketika menerapkan kembali segel terpasang dengan sempurna atau tidak rusak.

3. Cek kawat lampu neon.


Saya sudah mempersiapkan 2 kaca lampu yang berisi untaian kawat, dimana kawat ini sebagai penghasil cahaya pada lampu. Ada 4 kawat di sisi dalam kaca lampu, cek dengan AVO meter. Putar selektor AVO meter ke X1. Lihat gambar 1. Jika AVO meter bergerak ke arah kanan dan menunjukkan angka 0, berarti kawat tidak putus. Artinya, anda tak perlu mengganti kaca.

Cara Memperbaiki Lampu Hemat Energi
Gambar 1

Dan jika AVO meter tidak bergerak sama sekali ( lihat gambar no 2), ini artinya kawat lampu putus, dan Anda harus mencari ganti. Karena tak ada penjual kaca lampu neon, mungkin kondisi ini memaksa Anda untuk mencari kaca lampu lain sebagai k4nibal4n.

Tutorial Cara Memperbaiki Lampu Neon
Gambar 2

4. Cek bekas solder


Jika kawat kaca lampu sudah di cek dan kondisi masih bagus, kemungkinan ada faktor lain yang menyebabkan lampu neon mati. Perhatikan bekas solderan, adakah solderan yang retak? Jika Anda menemukan ada beberapa solderan retak, solder ulang. Setelah selesai menyolder ulang, pastikan tak ada hasil solderan yang tergabung dan bersihkan sisa-sisa butiran solderan untuk menghindari korsleting ( konslet ).

Cara Memperbaiki Lampu Hemat Energi
Lihat, adakah bekas solderan yang retak

5. Cek komponen elektronik lampu neon dan ganti yang rusak

Cara Memperbaiki Lampu Neon
Keterangan gambar : 1. Resistor; 2 Dioda; 3 Transistor; 4. Elcho

Setelah cek kondisi bekas solderan dalam kondisi bagus, cek kondisi komponen elektronik yang terdapat pada PCB. Perhatikan semua komponen, adakah yang terbakar atau pecah? Berikut adalah ciri-ciri komponen listrik yang rusak

- Resistor ( nomor 1)

Resistor rusak ditandai dengan warna berubah, biasanya hitam atau gosong akibat terbakar. Kadang, nilai resistor berubah yang menyebabkan tegangan listrik tidak stabil. Jika Anda menemukan resistor yang terbakar, ganti dengan nilai yang sama.

Jika Anda tidak tahu nilai resistor, Anda bisa membawa ke toko onderdil elektronik untuk mendapatkan resistor dengan nilai yang sama.

Salah satu kerusakan resistor yang tidak keliatan adalah jika nilai berubah. Anda harus menyediakan AVO meter digital untuk mengetahuinya.

- Dioda ( nomor 2 )

Dioda jika rusak ditandai dengan pecah, atau terbakar akibat hubungan pendek ( korsleting ). Biasanya, dioda yang short akan menyebabkan kerusakan komponen lainnya semisal resistor dan transistor. Memasang dioda jangan tebalik, perhatikan anoda dan katodanya, jika pemasangan salah atau terbalik, ini akan meyebabkan korsleting.

- Transistor (nomor 3)

Transistor rusak ditandai dengan pecah atau gosong dengan bau agak sangit. Namun, jarang sekali transistor tersebut menjadi pecah, kecuali ada komponen yang korsleting, yang disebabkan kerusakan dioda yang short.

- Elco (nomor 4)

KOmponen listrik berupa elco jika mengalami kerusakan akan terlihat pecah. Jika hanya menggelembung, elco masih bisa bekerja meskipun tidak sempurna. Elco yang menggelembung akan menghasilkan lampu dengan nyala redup. Sebaiknya, elco yang menggelembung atau pecah harus diganti dengan nilai yang sama.

Jika Anda menemukan beberapa komponen-komponen listrik yang rusak, harus diganti dengan jenis dan nilai yang sama. Untuk kumparan, komponen ini jarang sekali rusak dan Anda tak perlu mencurigai sebagai penyebab lampu hemat energi menjadi mati.

Setelah selesai mengganti dan menyolder komponen listrik pada lampu, teliti hasil solderan, apakah ada yang tergabung? Apakah ada sisa butiran solder yang terdapat pada PCB? Jika ada, bersihkan dengan sikat atau alat apa saja yang ada di dekat Anda.

Setelah Anda merasa yakin, pasang kembali casing dan dites kembali lampu yang mati tadi. Jika lampu menyala, selamat Anda sukses.

Candi Mendut


Sejarah Candi Mendut belumlah jelas karena sampai saat ini sebenarnya belum ada data yang akurat mengenai waktu persisnya candi mendut dibangun. Namun berdasarka beberapa penelitian arkeologi kemungkinan besar candi mendut didirikan pada tahun 824 Masehi. Tidak ada bukti sejarah Candi Mendut ang ditemukan di lokasi candi mendut yang menyebutkan tahun pembuatan candi ini.

Namun pada suatu ketika ada seorang arkeolog Belanda bernama J.G. de Casparis menyebutkan bahwa pada Prasasti yang ditemukan di desa Karang Tengah yang ditemukan dan berangka tahun 824 Masehi, disana disebutkan bahwa Raja Indra telah membangun sebuah bangunan suci bernama Venuwana.

Oleh Casparis kata venuwana diartikan sebagai hutan bambu. Hutan bambu ini kemudian diperkirakan adalah kawasan desa Mendut yang pada waktu itu masih berupa hutan bambu. Maka lalu disimpulkan bahwa bangunan suci yang dibangun Raja Indra dari dinasti Syailendra tersebut adalah Candi Mendut. Dan menurut perkiraan, sejarah candi mendut ini usianya jauh lebih tua dariCandi Borobudur.

Doa melewati tempat angker

Niscaya tak ada sesuatu pun yang akan membahayakan dirinya sampai ia beranjak dari tempatnya itu. ” (HR. Muslim no. 2708)

أعوذ بكلمات لله التامات من شر ماخلق

Bacaan Doa Ketika Masuk Tempat Asing Atau Angker dalam Bahasa Indonesia 
Audhu bikalimatillahi tammati min sharri ma khalaq 
Terjemahan Doa Ketika Masuk Tempat Asing Atau Angker 
Artinya : Aku berlindung dengan kalam Allah yang amat sempurna dari kejahatan segala makhluk yang Dia ciptakan,